
Selain itu, setiap tahunnnya, 600 juta orang jatuh sakit
Selasa, 15 Desember 2015
The World Health Organization (WHO)
stated that each year about 600 million people worldwide got sick due to
contaminated food. Even 420 thousand of them died. The diseases in the food has
been caused by bacteria such as salmonella, viruses, parasites, toxins and
other chemical substances which mostly cause temporary symptoms such as nausea,
diarrhea, and vomiting.
JENEWA, JITUNEWS.COM- Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, setiap tahunnya
sekitar 600 juta orang di dunia jatuh sakit akibat makanan yang tercemar.
Bahkan 420 ribu orang diantaranya tewas. Penyakit pada makanan itu disebabkan
oleh bakteri, seperti, salmonella, virus, parasit, racun dan bahan kimia-
sebagian besar menimbulkan gejala sementara seperti mual, diare, dan
muntah.
Untuk mencegah itu, WHO pun menyerukan kepada pemerintah dan pihak industri agar meningkatkan pengawasan dan pemantauan rantai makanan. Mulai dari lahan pertanian dan peternakan, hingga pabrik dan piring makan. "Masalah ini juga bisa menyebabkan penyakit jangka panjang. Seperti kanker, gagal ginjal atau lever, gangguan otak, ayan, dan artritis," ujar Direktur Departemen Keamanan Pangan WHO, Kazuaki Miyagishima, dikutip reuters, Jumat (11/12).
Lanjut Miyagishima, sebagian dari masalah itu bisa berasal dari perdagangan pangan global. Ia menggambarkan, jika suatu negara dengan tingkat keamanan pangan yang lemah melakukan ekspor makanan ke negara lain, secara tak langsung komoditas pangan yang tercemar itu akan tersebar. "Kegagalan menangani pada sisi lain rantai makanan, misalnya pada pedagang kaki lima yang juga menjadi masalah di banyak negara," tegasnya.
Berdasarkan data WHO, sebanyak 40 persen dari 600 juta kasus penyakit akibat pangan di dunia per tahun, terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun. "Anak-anak terutama, rentan terhadap penyakit diare, seringkali akibat makan daging yang belum matang, atau telur, makanan segar dan produk susu yang terkontaminasi," jelas Miyagishima.
Untuk diketahui, di Afrika, sebagian besar kematian disebabkan oleh salmonella, cacing pita pada babi, sianida pada ubi, dan aflatoksin, bahan kimia yang dihasilkan oleh jamur yang berkembang pada jagung atau biji-bijian yang tidak disimpan dengan benar. "Pemerintah harus lebih banyak berinvestasi untuk pelatihan produsen pangan, pemasok, dan masyarakat," pungkas Miyagishima.
Penulis |
: |
- |
Editor |
: |
Christophorus Aji Saputro |
(sumber: @jitunews http://jitunews.com/read/26856/gara-gara-makanan-420-ribu-orang-di-dunia-tewas#ixzz3uNEFGs2D)