
Semarang, 8 Januari 2016
BERGAS – SMPN - Beras hitam memiliki segudang manfaat bagi kesehatan. Dalam sejarahnya, beras ini dianggap sebagai makanan para raja. Di Cina pernah disebut sebagai beras terlarang (forbiden rice). Karena pada masa itu hanya keluarga kerajaan yang boleh mengkonsumsinya
Secara umum terdapat tiga macam beras, yakni beras putih (Oryza sativa), beras merah (Oryza glaberrima) dan beras hitam (Oryza sativa L. indica). Dari ketiga jenis itu, beras putih paling banyak dikonsumsi disusul dengan beras merah.
Di Indonesia, masyarakat lebih mengenal ketan hitam dibanding beras hitam. Meskipun warnanya sama-sama hitam, beras hitam berbeda dari ketan hitam. Begitu pula dengan kandungan nutrisinya. Sifat dan teksturnya mirip dengan beras biasa dibanding ketan.
Dari segi rasa, beras hitam sedikit pera tidak begitu “pulen” seperti beras putih. Untuk memasaknya, dibutuhkan lebih banyak air dan waktu lebih lama. Setelah matang, beras ini memiliki aroma kuat yang menguggah selera makan.
Manfaat beras hitam
Kalau membaca sejumlah literatur yang bertebaran di dunia maya, beras hitam digembar-gemborkan seperti obat segala hal yang bisa menyembuhkan segala hal. Namun benarkah itu? mari kita tinjau lagi dengan seksama.
Beras hitam adalah bahan pangan, bukan obat. Walaupun bisa saja berfungsi obat pada keadaan tertentu. Seperti pangan pada umumnya, khasiatnya lebih kepada pencegahan penyakit dari pada mengobati. Ada pun manfaat utamanya adalah sebagai berikut:
Jenis dan karakteristik beras hitam
Jenis-jenis beras hitam di Indonesia berasal dari kultivar yang beragam. Kebanyakan petani mendapatkannya dari warisan turun-menurun. Sebagian ada yang memurnikannya dari beras hitam yang beredar di pasar.
Benih beras hitam yang beredar di pasaran beberapa diantaranya adalah Cempo Ireng (Kulon Progo, Sleman), Melik (Lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah), Cibeusi (Subang), Toraja (Sulawesi). Jenis-jenis beras hitam tersebut secara umum memiliki karakter fisik sebagai berikut:
Produksi beras hitam
Berdasarkan informasi dari Balai Besar Biogen, sejak tahun 2003 telah dikembangkan varietas beras hitam yang diambil dari persilangan beras varietas Silugonggo dengan beras merah. Galur persilangan ini menghasilkan tanaman beras yang berumur genjah (umur hingga panen) 90-100 hari dengan tinggi tanaman 90-100 cm.
Usaha pemuliaan beras hitam lain dicatat oleh Dinas Pertanian Jawa Barat pada tahun 2009. Diperoleh tiga varian beras yang biasa ditanam oleh petani di Desa Cibeusi dan Ciater, Kabupaten Subang. Varian tersebut berwarna kuning cerah, kusam, dan kehitaman. Beras asal Subang tersebut dikenal dengan nama Cibeusi. Beras cibeusi mempunyai umur genjah hingga 200 hari dengan produktivitas lebih dari 5 ton per hektar.
PT. Sidomuncul Pupuk Nusantara (SMPN) juga mengembangkan beras hitam yang saat ini sedang ditanam di beberapa demlot milikinya. Pupuk organik produksi SMPN diaplikasikan pada budidaya beras hitam ini guna meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen serta mempercepat masa panennya sehingga akan menghasilkan beras hitam yang lebih baik.
Editor: awandahana
(sumber: http://alamtani.com/beras-hitam.html)